Relationship

Bahasa Non Verbal Lebih Berbicara

Communication, however, is always to way street; not only what are you doing as a speaker, but what they are  doing  as a listener is critical.

Kalimat dari Dr. Howard G. Hendricks di atas, seorang Profesor sekaligus  penulis beragam buku yang berkaitan dengan rumah tangga serta seks, membuktikan bahwa hubungan suami isteri dalam rumah tangga  harus dilandasi  dengan komunikasi dua arah. Jika komunikasi  sudah berjalan  dengan lancar, otomatis akan berpengaruh  pada kehidupan seks

Komunikasi memegang peran penting  dalam hubungan  seksual. Barbara  de Angelis, Ph D (dalam Suwantoro, 1997), pakar masalah  perkawinan dan seksualitas   yang juga menulis beberapa  buku tentang  pernikahan melakukan penelitian yang membuktikan  bahwa pasangan  yang kehidupan seks dalam pernikahannya memuaskan biasanya memiliki pola  komunikasi yang baik dalam mengekspresikan kebutuhan dan fantasinya.

Komunikais yang baik antara suami isteri merupakan hal yang sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan seksual yang harmonis. Salah satu faktor  pendukung menciptakan keharmonisan keluarga adalah dengan melakukan komunikasi yang baik dengan pasangannya.

Hal ini pun diakui oleh  seksolog Dr. Mulyadi Tedjapranata  yang mengungkapkan bahwa kunci  keharmonisan  rumah tangga adalah komunikasi antara suami dan isteri. Tidak percaya ?

Coba saja, Anda bayangkan jika tengah menghadapi cekcok dengan pasangan. Jangankan melakukan aktivitas ranjang, berbicara saja, rasanya sudah begitu malas bukan ?

Disadari atau tidak, sebenarnya komunikasi, khususnya  komunikasi seksual sangat berpengaruh pada keharmonian rumah tangga.

Pasalnya, masalah  yang kerap timbul acapkali timbul dari ketidak-lancaran komunikasi. Jika tidak ingin berujung pada pertengkaran, bahkan perpecahan, mulailah membenahi sedini mungkin. Terutama dalam komunikasi non verbal.

Mengapa bahasa non verbal ? dr. Mulyadi  mengatakan bahwa  data statistik yang diambil dari penelitian yang  dilakukan di luar Negeri telah  membuktikan bahwa wanita  lebih senang  menggunakan komunikasi seksual dengan bahasa non verbal.

Lebih lanjut, pemilik Merdiozone Klinik, ini mengutarakan bahwa hal ini  dipengaruhi oleh faktor  bawaan.  Di mana, wanita  lebih cenderung  menggunakan perasaan katimbnag  pria yang kerap menggunakan rasio. Selain itu, mood seorang wanita  juga sangat memengaruhi.

Meski begitu, bukan berarti komunikasi verbal tidak dilakukan. Bagaimana pun juga, wanita  perlu pengakuan  dari kata-kata yang menunjukkan  bahwa dirinya  dicintai dan disayangi.

Seperti dikatakan dr. Mulyadi, kata-kata “I Love You” sesekali harus diungkap, sehingga ada bahasa verbail  yang bisa didengar dan dihayati.

“Jika diibaratkan wanita itu seperti mobil yang menggunakan bahan bakar diesel. Perlu pelahan-lahan  dulu, setelah panas, baru bisa jalan.” Ujar dr. Mulaydi.

Maka  memahami body language pasangan menjadi satu kunci untuk mengerti bahasa non verbal   yang disukai oleh wanita. “Hal ini sudah sangat bersifat  personal atau individual.  seorang suami seharusnya sudah bisa memahami apa  yang diinginkan wanita psangannya. Misalnya, jika pada malam hari  biasanya sang isteri  tidak pernah bersolek, menggunakan parfum atau memakai pakaian yang seksi, itu  adalah bentuk  dari komunikasi non verbal  yang harus dipahami sang suami,” menjabarkan dr. Mulyadi.

Suami yang baik dan paham akan keinginan isterinya, juga bisa membangun suasana   romantis sehingga aktivitas  seks bisa berjalan mulus. Hal tersebut bisa secara otomatis kian mendorong gairah seksual dari sang isteri.

Salah satu persoalan yang sering muncul dan kerap menjadi ganjalan  bagi suami isteri adalah masalah seksual. Hubungan seksual  merupakan salah satu  bentuk keintiman dalam relasi pernikahan. Semakin pasangan itu menikmati hubungan seks yang mereka lakukan, semakin bahagia pernikahan mereka.

[]Adisty ME 127

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *