Health

5 Gejala Cacar Air, Perlu Diwaspadai

Walau pun cacar air atau yang dalam ilmu medis disebut sebagai Varicella, tidak memiliki dampak yang membahayakan pada individu pada umumnya, namun  pengaruh dari   salah satu penyakit yang memiliki tingkat penularan tinggi dan sangat besar pada kelompok rentan. Sehingga penting untuk melakukan isolasi pada penderitanya.

Lebih mendalam mengenai cacar air, ini Spesialis Anak RS Premier Jatinegara Jakarta, Dr. Jahja Zacharia, SpA, menjelaskan bahwa cacar air atau  varicella yang adalah infeksi varicellazoster virus (VZV) dan merupakan salah satu dari 8 jenis Herpesvirus dari famili Herpesviridae, termasuk penyakit dengan tingkat penularan tinggi.

“Penularan dapat terjadi melalui  droplet dari saluran nafas penderita dan kontak dengan vesikel (red : gelembung berisi air yang muncul di kulit) yang sudah pecah. Penularan cacar air tidak berbeda pada semua jenis kelamin dan ras,” kata Dr. Jahja saat dihubungi beberapa waktu lalu. 

Dr. Jahja Zacharia, SpA

Varicella memiliki kemungkinan penularan sebesar 90% pada individu yang rentan dan hampir 90% pasien dengan varicella adalah anak usia di bawah 10 tahun dengan insidensi terbesar pada umur 5 – 9 tahun,” ucapnya lagi. 

Dr. Jahja menjelaskan proses terpaparnya seseorang oleh cacar air varicellazoster virus (VZV) masuk ke tubuh melalui mukosa saluran nafas atau orofaring

“Pertama terjadi penyebaran virus dari lokasi masuknya virus menuju ke pembuluh darah dan limfe. Selanjutnya VZV akan berkembang biak di sel retikuloendotelial. Pada kebanyakan kasus, virus dapat mengatasi mekanisme sistem imunitas tubuh non-spesifik seperti interferon,” urainya. 

Fase berikutnya adalah pada 14-16 hari paska masuknya virus, yang mana penderita akan mulai menunjukkan demam dan malaise

“Saat ini, virus akan tersebar ke seluruh tubuh karena sudah memasuki aliran darah. Infeksinya terlihat pada kulit dengan munculnya vesikel,” urainya.

Paparan VZV pada individu dengan sistem imunitas yang baik menghasilkan kekebalan tubuh berupa antibodi immunoglobulin G (IgG), immunoglobulin M (IgM) dan immunoglobulin A (IgA) yang memberikan efek proteksi seumur hidup. 

“Umumnya orang hanya terkena cacar satu kali saja, begitu juga yang  muncul ujaran di masyarakat. Tapi sebenarnya virusnya tidak hilang, hHanya bersifat tidak aktif di ganglion dorsalis neuron sensoris,” kata Dr. Jahja. 

Ia menyatakan walau pun di Indonesia belum ada pencatatan data mengenai angka kejadian cacar air secara Nasional tapi diketahui dari penelitian bahwa Negara tropis dan subtropis memiliki kejadian infeksi varicella pada orang dewasa yang lebih tinggi dibandingkan Negara beriklim sedang seperti Amerika Serikat dan Eropa.

Ia menjelaskan gejala yang muncul di awal kejadian cacar air bisa berupa flu-like symptom  seperti kelelahan, pusing, demam, menggigil, dan nyeri sendi.

“Baru setelahnya diikuti dengan munculnya benjolan atau ‘plenting-plenting’ berwarna merah berisi air seperti luka lepuh yang menyebar di seluruh bagian tubuh,” pungkasnya.

[]Natasha Diany

Photo : ND

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *