Kembali dan untuk memenuhi kepuasaan pelanggan setianya, Matahari, platform ritel terbesar di Indonesia, dengan 155 gerai di 82 Kota di seluruh Indonesia, membuka gerai baru. Gerai terkini, terletak di AEON Deltamas, Cikarang, hadirkan Konsep gerai yang baru. Hal ini tidak hanya menandai pembukaan gerai pertama Matahari di tahun 2024, tetapi juga menjadikan gerai ini sebagai gerai […]
Kondisi pandemi
COVID 19, dinyatakan mampu pengaruhi kondisi anak Indonesia, baik dalam
jangka pendek mau pun jangka panjang. Berbagai faktor, yang secara langsung
atau tidak, akhirnya menyebabkan Indonesia berpotensi kehilangan generasi
unggul.
Seperti hal yang dikatakan oleh Ahli Kesehatan Anak Dr. dr. Djatnika Setiabudi, SpA(K), MCTM, Trop Ped, yang menyatakan bahwa kesehatan anak bisa terpengaruh secara langsung mau pun tidak langsung oleh COVID 19 ini.
“Pengaruh secara langsung, anak terkena infeksi SARS CoV-2 ini. Dengan menunjukkan berbagai gejala. Atau dampak
secara tidak langsung adalah dengan kondisi COVID, ini menyebabkan anak tidak mendapatkan pelayanan
kesehatan dari fasyankes atau tidak
dibawa ke fasyankes karena menurunnya
kemampuan ekonomi orang tua. Sehingga mengakibatkan potensi munculnya wabah
penyakit atau gangguan tumbuh kembang,” kata Dr. dr. Djatnika Setiabudi saat
seminar online perayaan Hari Anak
Nasional, Kamis (23/7/2020).
Dampak lainnya, yang bisa dirasakan anak
adalah dampak psikologis akibat pembatasan aktivitas, yang pada beberapa kasus
menunjukkan tindak kekerasan pada anak.
“Seharusnya, walau pun ada pandemi, kesehatan anak tetap menjadi
prioritas. Di mana kesehatan anak itu adalah keadaan sempurna baik fisik,
mental mau pun sosial. Tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan. Hal
ini berlaku bagi semua yang belum
berusia 18 tahun, termasuk yang masih dalam kandungan,” paparnya.
Lebih jauh Dr. dr. Djatnika Seyiabudi mengatakan, maka pentingnya
upaya untuk tetap bisa memberikan pelayanan kesehatan pada anak. Terutama,
anak-anak yang sudah masuk dalam perawatan reguler.
“Misalnya dalam akses pelayanan kesehatan, harus dicari solusi, bagaimana anak tetap mendapatkan pelayanan kesehatan dalam masa pandemi ini. Karena banyak orang tua yang takut membawa anaknya ke fasyankes karena pandemi. Atau di kasus lain, rumah sakitnya yang membatasi pelayanan mereka. Akibatnya pasien anak datang ke pusyankes dengan gejala berat atau bagi pasien anak kronis sudah masuk kategori infeksi berat. Atau pada beberapa kasus, tertunda pengobatannya,” urainya.
Atau kasus lainnya, karena adanya pandemi
ini, terjadi penurunan ekonomi keluarga, sehingga keluarga tertentu tidak mampu
membawa anaknya yang sakit untuk mendapatkan pengobatan.
“Inilah yang harus dijadikan fokus pemikiran dari semua multisektor. Jangan karena pandemic, ini akhirnya pada jangka panjang terjadi penurunan kualitas hidup dan tumbuh kembang anak,” tandasnya.
Staf Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Rumah
Sakit Hasan Sadikin (RSHS) dr. Riyadi, SpA(K), M.Kes, menyatakan upaya pertama dalam mencegah
penularan COVID 19 pada anak, adalah semaksimal mungkin untuk menghindarkan
anak dari kontak erat.
“Sebisa mungkin tidak perlu ke luar
rumah. Kalau pun memang penting harus ke luar rumah, harus menggunakan masker, untuk menurunkan potensi paparan
virus,” kata dr. Riyadi dalam kesempatan yang sama.
Kalau pun anak tidak mau menggunakan masker, bisa menggunakan face shield sebagai alternative, dan
para orang dewasa di sekitarnya lah yang wajib menggunakan masker.
“Sebagai pihak medis, yaitu dari RSHS,
kami sudah mempersiapkan pembagian area di rumah sakit. Maka pentingnya di
sini, masyarakat harus benar-benar mentaati area-area dan protokol kesehatan
yang sudah kami siapkan,” ujarnya lebih lanjut.
Termasuk, lanjutnya, menggunakan masker dan mencuci tangan selama dalam
area rumah sakit.
“Bagi masyarakat yang datang ke rumah sakit, disediakan masker. Tapi sebaiknya penggunaan masker sudah dari rumah.
Karena perjalanan dari rumah ke rumah sakit itu juga ada potensi terkena
virus,” ucap dr. Riyadi.
Kalau pun anak memang harus dibawa ke fasyankes, dr. Riyadi menyebutkan,
ikuti protokol kesehatan dengan benar dan pastikan menjauhi kerumunan.
“Kalau harus berobat, dijalani, tapi setelah itu langsung pulang. Karena berada di
rumah merupakan lokasi yang paling rendah resiko dan anak tidak perlu
menggunakan masker di rumah,”
pungkasnya.
Menyambut Hari Kesehatan Gigi Nasional, PT Unilever Indonesia, Tbk. melalui Pepsodent bersama Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia (ARSGMPI) serta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meresmikan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2022 di Gelora Bung Karno, . Melalui tema “Pulih Bersama dengan Senyum […]
Jakarta, 6 April 2018 – Kulit sehat dan terawat tentunya menjadi dambaan setiap orang. Namun mereka yang tinggal di daerah krisis, bencana atau terdampak kemiskinan banyak mengalami gangguan kulit yang paling sederhana sekalipun masih menjadi masalah besar yang menghambat mereka untuk hidup nyaman dan produktif. Dan Hal inilah yang menjadi perhatian Meisya Siregar seorang public figure. […]
Rasa nyeri ketika muncul pada tubuh, terlebih berulang atau berkelanjutan, tubuh terasa lemah dan memicu frustrasi karena nyeri dapat mengganggu istrahat, pekerjaan, aktivitas rutin, bahkan momen penting bersama keluarga dan teman. Riset Global Pain Index Report 2020 menyebutkan bahwa nyeri masih menjadi masalah global. Dari 19 ribu responden yang disurvei, 93% mengaku memiliki masalah nyeri, […]