News Hitz

Bertani Plihan Kaum Muda

Sangat nyata, bahan pangan yang berkualitas tidaklah terlepas dari keberadaan petani, sebagai pengolahnya. Untuk itu, keberadaan petani harus terus djaga, dan terjadi regenerasi.
Maka dapat dikatakan cukup memprihatinkan melihat data dari Badan Pusat Statistik yang menunjukkan bahwa dalam jangka waktu dua tahun (2016 – 2018), penurunan jumlah petani di Indonesia nyatanya cukup signifikan. yaitu sebanyak 4 juta petani.
Hal itu terjadi, dan salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya regenerasi petani.
Catatan nyata, di wilayah perdesaan, hanya sekitar 4% anak muda berusia 15-23 tahun yang tertarik bekerja menjadi petani. Sisanya memilih bekerja di sektor industri, sektor industri kecil-menengah atau sektor informal kota, karena dipandang lebih potensial untuk menjamin kesejahteraan di masa depan.
Berangkat dar sana kiranya, adalah Bango produksi PT Unilever Indonesia Tbk. memperkenalkan “Program Petani Muda” sebagai upaya untuk mendorong regenerasi petani agar #KelezatanAsli kuliner Indonesia tetap terjaga dari generasi ke generasi.
Seluruh pecinta kuliner juga dapat menunjukkan dukungan mereka terhadap program ini dengan bergabung dalam gerakan #PetaniUntukIndonesia yang disebarluaskan oleh Bango melalui kemasan khusus “Cita Mallika”.
Kemasan yang sejak tahun 2001, digagas Bango melalui Yayasan Unilever Indonesia bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada dan mitra lainnya, mengembangkan komunitas petani kedelai Mallika melalui program “Program Pengembangan Petani Kedelai Hitam”.
Dalam prakteknya, 100% kedelai hitam lokal yang digunakan untuk memproduksi Kecap Bango telah memenuhi Unilever Sustainable Agriculture Code (USAC), yaitu standar cara bertani ramah lingkungan yang sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani binaannya, sejalan dengan salah satu pilar Unilever Sustainable Living Plan (USLP).


“Sebagai brand yang selalu berkomitmen untuk mengangkat dan mempopulerkan kuliner Indonesia, Bango melihat bahwa penerapan prinsip pertanian yang berkelanjutan, salah satunya melalui regenerasi petani, kini semakin dibutuhkan. Petani yang tidak teregenerasi dapat menyebabkan penyusutan lahan serta penurunan produktivitas maupun kualitas hasil pertanian,” demkian penjelaskan Hernie Raharja, Director of Foods and Beverages PT Unilever Indonesia Tbk.
“Jadi betapa pentingnya regenerasi petani hngga kuliner pun terjaga. Tidak adanya petani, Bango itu juga tidak ada. Maka mari kita bersama-sama lestarikan petan Indonesia. Profesi petani juga menjanjikan, dan mereka adalah pahlawan tani Indonesia,” kata Nando Kusmanto, Senior Brand Manager Bango, PT Unilever Indonesa Tbk., di acara mengenai “Program Petani Muda” dan Bango Kemasan Khusus “Cita Malika”, bertempat Cerita Rasa, Kemang – Jakarta Selatan, pada 25 September 2019.
Di acara yang yang dihadiri Dr. Setyabudi Udayana, SPT, M. Si. Kepala Bidang Program dan Kerjasama Pendidikan Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Didiet Maulan, Fashion Designer serta Dewi Lestarii, Penulis dan Nona Pooroe Utomo selaku Executive Director The Learning Farm Indonesia, menyampaikan, bahwa Bango dan ‘The Learning Farm’ bersama-sama mengembangkan kurikulum ‘Program Petani Muda’ untuk mendorong semangat, pengetahuan dan keterampilan generasi muda dalam melanjutkan regenerasi petani.
“Selama 100 hari, seluruh peserta akan mendapatkan materi mengenai budidaya tanaman-perikanan dan ternak, pemupukan dan pengendalian hama, serta analisa usaha tanam. Materi lainnya, berfokus pada pengembangan soft skills seperti manajemen waktu dan keuangan, entrepreneurship, healthy life style, Bahasa Inggris, komputer, dan komunikasi. Nantinya, kami harap para peserta akan mampu menyebarluaskan ilmunya dan menginspirasi lebih banyak generasi muda di kampung halaman mereka untuk menjadikan bertani sebagai pilihan profesi yang menjanjikan,” kata Nona Pooroe Utomo, melengkapi keterangannya.

[]Andriza Hamzah
Photo : Dok. Alchemy Creative Communications

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *