Featuring

Peduli Disabilitas Lewat Teater Musik

Rasa peduli, diwujudkan dengan turut memberi semangat bagi anak-anak disabilitas melalui pertunjukan teater musikal bertema “Still Life: The Story of Vincent Van Gogh”, itulah yang disampaikan Youth of Performing Arts (YJP), Komunitas pemusik kaula muda.

Pertunjukan teater merupakan hasil kerjasama YJP dan The Saraswati Learning Center (SLC), organisasi nirlaba yang melayani pemdidikan dan terapi bagi anak-anak — berumur 0 – 18 tahun — berkebutuhan khusus, yang terbilang rutin melaksanakan ragam kegiatan, ini berlangsung sepanjang dua hari berturut-turut — 19 & 20  Juni 2019 –, bertempat di Pusat Perfilman H. Usmai Ismail – Jakarta Selatan, beroleh perhatian tersendiri. Dan, dipenuhi penikmat teater musik.

Atas terselenggaranya teater musik, ini di penghujung acara  Divanka Larastessya Djamalus, selaku Director, Producer dan Lyricist JYPA, mengatakan, “Walaupun tujuan utama JYPA adalah untuk memajukan para pemuda, tetapi juga mempunyai tujuan untuk menyebarkan pesan-pesan penting melalui komunitas mereka. Jadi ‘Still Life’ tidak terbatas dengan musik, seni dan tari, tetapi juga menyebarkan pesan positif tentang masalah-masalah yang diremehkan di Indonesia.”

Keterangan Photo Utama (ki-ka) :
Divanka Larastessya Djamalus, Director, Producer dan Lyricist JYPA dan Reshma Wijaya Bhojwani, Pendiri Saraswati Learning Center (SLC),

Divanka pun mengungkap keprihatinan dengan tak sedikit masyarakat Indonesia yang cenderung mengabaikan meningkatnya masalah kesehatan mental.

“Karenanya, JYPA sangat berharap untuk dapat menghilangkan stigmatisasi prasangka negatif penyakit mental dengan cara melukiskan kehidupan jujur, namun indah yang sudah dilalui oleh Vincent Van Gogh. Dari kolaborasi dengan Saraswati Learning Center, mereka akan menyebarkan kesadaran terhadap kesehatan mental dan kecacatan mobilitas kognitif, seperti Cerebral Palsy, Down Syndrome dan lain-lain.”

 

Menjadi catatan tersendiri dari acara teater musik persembahan JYPA dan  dana dari hasil penjualan tiket dan lelang lukisan yang dipajang, disampaikan  bagi keluarga-keluarga berkebutuhan khusus ini.

Seperti dikatakan oleh Pendiri Saraswati Learning Center (SLC), Reshma Wijaya Bhojwani,  teater musik dan juga lelang lukisan yang dibuat oleh kolaborasi seniman dengan difabel tersebut sebagai ajang pembuktian untuk mengubah pola pikir.

“Semua orang harus melihat dari segi kemampuan masing-masing individu bukan dari ketidakmampuan. Kita semua berbeda baik dari segi penampilan, karakter, kegemaran, pola pikir dan sebagainya.Jadi mulai sekarang juga ubah pola pikir lihat dari segi kemampuan bukan dari ketidakmampuan,” lanjut Reshma.

[]Andriza Hamzah

Photo : StylishOne

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *