Health

Hantarkan Generasi Millenials Sehat

Pemberian imunisasi rutin lengkap dengan pemenuhan nutrisi tepat akan mendukung tubuh kembang anak secara optimal dan mencegah penyakit

Bila keduanya – pemberian imuniasasi rutin lengkap seiring dengan pemenuhan nutrisi tepat — diberikan sejak usia anak lahir,  niscaya akan  mengurangi persentase kemungkinan anak terpapar penyakit ringan hingga berat.

Maka imunisasi tanpa dukungan nutrisi tidak akan memberikan perlindungan kekebalan tubuh yang maksimal. Artinya, tubuh anak tidak akan sepenuhnya terlindung dari sakit berat,  cacat bahkan kematian.

Demikian disampaikan  oleh Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. DR. Dr. Soedjatmiko, Sp.A(K),  di acara   edukasi media tentang “Imunisasi Lengkap dan Nutrisi Seimbang untuk Mendukung Indonesia Sehat”, yang   yang diselenggarakan  oleh   Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan  PT Nestlé Indonesia,

Di acara —  terkait Pekan Imunisasi  Dunia (PID) – bertempat di, Aston Kuningan Suite Jakarta,  Senin (22/4/2019), Prof. DR. dr. Soedjatmiko  lebih jauh menjelaskan, bahwa,”Ada tiga hal terpenting dalam pengasuhan anak,  yaitu nutrisi, kasih sayang dan stimulasi. Dan setelah tiga hal ini, ada yang mencakup secara keseluruhan yaitu imunisasi.

Kenapa imunisasi yang mencakup ketiga hal ini ?  Karena imunisasi mampu memberikan perlindungan hanya dalam jangka waktu 2 minggu sejak diberikan.

“Dan perlu dicamkan bahwa imunisasi ini bukan hanya pada anak-anak dan bayi saja. Tapi juga pada remaja hingga  usia 18 tahun,  lalu pada wanita usia subur. Sehingga, jangan merasa cukup hanya dengan sudah mengimunisasi saat masih bayi saja,” papar Prof. DR. dr. Soedjatmiko.

Kiranya, pentingnya imunisasi pada saat remaja adalah karena hasil imunisasi saat bayi dan balikan kekebalannya akan menurun perlahan. Sehingga pada usia sekolah dan remaja akan berisiko terpapar penyakit.

Padahal usia sekolah dan remaja akan saling berinteraksi aktif dengan banyak anak selama tujuh hingga delapan jam per hari. Jadi resiko tertular dan menularkan menjadi naik.

Maka jika terjadi kasus imunisasi terlewat atau tidak lengkap, maka seseorang dapat meminta imunisasi pada tenaga medis.  Karena kandungan pada vaksin, tidak akan mempengaruhi kondisi tubuh manusia jika dosisnya berlebih.

“Imunisasi itu kalau kelebihan tidak berbahaya. Tapi kalau kurang, akan menyebabkan kekebalan rendah,  mudah tertular, sakit berat,  cacat meninggal dan mudah menularkan pada lingkungan di sekitarnya,” ujar Prof. Dr. dr. Soedjatmiko.

Disebutkan, bahwa pemerintah sudah menetapkan program imunisasi yang disubsidi Pemerintah ada enam. Yaitu Hepatitis B,  imunisasi Polio, imunisasi BCG, imunisasi MR, Haemophilus Influenzae tipe-B (Hib) dan DPT.

“Tapi bukan berarti imunisasi lain yang tidak disubsidi Pemerintah itu tidak penting. Pengulangan imunisasi ini akan memperkuat efek dari imunisasi sebelumnya,” katanya.

DevoXan & Andriza Hamzah

Photo : Aha

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *