Featuring

Dicari : Pasangan Romantis !

Akibat perilaku pria dirasa ada yang ‘kurang’, di antaranya masalah romantisme yang merupakan salah satu kebutuhan mendasar kebanyakan wanita, bisa mungkin membuat si wanita diterpa kehilangan gairah. Bila romantisme terkesampingkan, maka bersiaplah wahai kaum pria, besar kemungkinan wanita pasangan Anda bakal memasang spanduk bertuliskan : “Dicari : Pria Romantis !”

Entah mungkin sebab disibukkan oleh aktivitas kerja, romantisme yang selama ini maksimal diberikan seseorang pria kepada wanita pasangannya, jadi agak memudar dan terasa seringkali redup.

Padahal, untuk mempertahankan perasaan cinta dan membangkitkan gelora asmara, wanita butuh sikap romantis dari pria pasangannya.

Romantisme, dikatakan oleh Psikolog Zahrasari Lukita Dewi, Psi, M.Si., dari sudut pandang psikologi, memang biasanya dihubungkan dengan perasaan emosi cinta, emosi yang menyenangkan dan yang membahagiakan. Berkaitan dengan hubungan antar manusia.

Konotasi romantisme pun lantas selalu dihubungkan dengan pria dan wanita. Hal ini kiranya berkaitan dengan kisah klasik, bahwa pria harus bersikap romantis dalam mendekati wanita, Dan hingga sudah menjadi pasangan suami isteri, sikap romantis harus secara konsisten dijalani.
Sebenarnya romantisme tidaklah monopoli kebutuhan wanita. Artinya, Kalau mau lebih mendalam, tak cuma wanita memerlukan romantisme, tapi juga pria. Hanya saja, bila kemudian romantisme lebih dibutuhkan wanita, karena wanita lebih bisa mengekpresikan.

“Wanita sangat ekspresif mengungkapkan apa yang dirasakan. Secara umum, wanita lebih bisa mengungkapkan dan mengomunikasikan apa yang dirasakan. Sementara pria yang notabene katanya lebih rasional, seperti ada rambu-rambu ke-tabu-an membicarakan romantisme,” jelas Zahrasari Lukita Dewi.

Psikolog kelahiran Januari 1972 ini melanjutkan keterangannya,”Karena pria juga memerlukan romantisme, maka wanita sebelum menuntut menuntut sikap romantis pria pasangannya, sebaiknya lebih dulu berlaku romantis.”

Biasanya pula, romantis cenderung digunakan untuk menggambarkan perasaan pria dan wanita yang bukan dalam konteks pasangan menikah. Pasalnya, pasangan menikah biasanya sudah tidak menekankan romantisme karena sudah adanya kebutuhan lain yang lebih penting.

“Jadi sebenarnya bukan romantisme pasangan suami isteri yang menurun atau berkurang. Emosinya sendiri masih tetap ada, hanya saja dalam bentuk lain, misalnya kasih sayang yang lebih mendalam,” jelas Zahrasari Lukita Dewi.
Setelah memasuki gerbang perkawinan, sudah lebih pada ingin saling melindungi dan teman bicara untuk apa saja. Ini lebih complicated, kata Zahrasari Lukita Dewi.

Namun begitu, Zahrasari Lukita Dewi melanjutkan keterangannya, berkurangnya romantisme di antara pasangan dalam perkawinan, tidak bisa disangkal, memudahkan masuknya orang ketiga.

Perselingkuhan sangat memungkinkan mendera. Karena itu, yang perlu dijaga adalah warna emosi romantisme. Hanya saja yang sering terlupakan oleh pasangan suami isteri adalah peran masing-masing, bahwa mereka tidak hanya berperan sebagi pasangan tetapi sebagai pria dan wanita.

Ada beberapa langkah untuk menjadga romantisme : memberi perhatian khusus hingga untuk hal-hal kecil, sentuhan fisik, komunikatif, solusi, singkirkan ego, beri kejutan dan luangkan waktu khusus.

Andriza Hamzah
ME Desember 2005

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *