New Trendz

Pesona Jakarta @IDF 2018

30 Oktober 2018 @Perpustakaan Nasiona RI – Jakarta Pusat

Pada tahun 1992 itu. Dirasa  sepinya kegiatan seni tari bertaraf Internasional, kiranya  mengusik jiwa dan menimbulkan keprihatinan  sejumlah dosen di Tanah Air, di antaranya adalah  seniman tari di Institut Kesenian Jakarta.

Dari sanalah kemudian, para dosen Fakultas Seni Pertunjukkan :  Sal Murgiyanto, Nungki Kusumastuti, Maria Darmaningsih, Melina Surjadewi, Dedy Luthan, Tom Ibnur, serta didukung oleh Farida Oetojo, Sardono W.Kusumo dan lainnya, tergugah  mendirikan Indonesian Dance Festival.

(kika)
Edi Irawan (Kasubdit Seni Pertunjukan Kemdikbud RI) – Eun-Me Ahn (Koreografer dari South Korea) – Dr. Nungki Kusumastuti, S.Sn., M.Sos (Direktur Keuangan IDF 2018) – Dr. Melina Surya Dewi, S.Pd.M.Si (Direktur Riset & Pengembangan IDF 2018) – Maria Darmaningsih, S.Sn, M.ED (Direkur Program IDF 2018) – Gumilar Ekayala (Kepala Bidang Seni & Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan).

Merupakan wadah keren untuk menggarap festival tari kontemporer. Yang eksistensinya tetap terjaga hingga tahun ini.

Selama lebih dari dua dekade  berkibar di dunia tari Internasional,  sebagai sebuah acara biennale, IDF  mendorong munculnya begitu banyak koreografer terkemuka. Beriring berusaha keras untuk menampilkan festival yang bergengsi dan bertaraf Internasional setiap kali acara berlangsung.

Menarik tentunya.  IDF tidak hanya menampilkan karya-karya koreografer terkenal di dunia Internasional, namun juga berupaya menemukan bakat-bakat para koreografer muda Indonesia untuk ditampilkan di IDF.

Bila menuai keberhasilan yang memukau, tidak terlepas dari program-program utama festival ini yang sangat memenuhi standar kualitas.

Seperti yang disampaikan  oleh Seno Gumira Ajidarma, Rektor IKJ,”IDF harus jadi wadah pembelajaran, bukan saja bagi seniman tari, tapi seniman lain, termasuk peminat seni. Kegiatan-kegiatan pada pelaksanaan IDF harus dapat menjadi penentu standar kualitas dan meningkatkan penyelenggaraan acara menjadi lebih baik. Pergelaran yang ditampilkan setiap hari menjadi momentum ritual peningkatan mutu”.

Di tahun, ini  menandai tahun ke 26 keberadaannya, penyelenggaraan IDF dengan tema “Demo/cratic Body: How Soon Is Now?” yang melibatkan 8 Negara :  Indonesia, Meksiko, Prancis, India, Jerman, Australia, Korea Selatan, dan Singapura,  berlangsung di berbagai tempat di Jakarta — Taman Ismail Marzuki, Gedung Kesenian Jakarta, Perpustakaan Nasional RI, Teater Salihara – berlangsung  tanggal 6 – 10 November 2018.  Sejumlah pertunjukkan menarik dapat dinikmati di sana.

“Kegiatan ini penting karena sangat baik.  Maka sungguh tepat dijalankan secara kontinyu, juga konsisten.  Pemerintah tentu mendukung, dan Direktorat Seni dan Budaya, Kemendikbud, memberi apresiasi yang tinggi,’ ujar Edi Irawan, Kasubdit Seni Pertunjukan Kemdikbud RI, di acara temu Media.

Di tempat yang sama,   Gumilar Ekalaya, Kepala Bidang Seni & Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, menyampaikan,”Jakarta dapat saya katakan merupakan kanvas Seni Budaya. Karena itu, kegiatan IDF, yang sudah begitu lekat dan familiar di tengah masyarakat banyak, agar terus didukung, siapa pun Gubernur DKI.”

Di acara yang menghadirkan  Dr. Melina  Surya Dewi, S.Pd.M.Si (Direktur Riset & Pengembangan IDF 2018), Maria Darmaningsih, S.Sn, M.ED  (Direkur Program IDF 2018) dan Eun-Me Ahn, Koreografer dari South Korea,   Dr. Nungki Kusumastuti, S.Sn., M.Sos, Direktur Keuangan IDF 2018, mengatakan,”Di acara ini akan  hadir 30 peserta tingkat Internasional. Maka saya ingin sampaikan, melalui IDF, harus menjadi sesuatu bagi Indonesia. Sekalipun Seni Tari  memang tidak bisa masuk industri  sepenuhnya, seperti halnya di Korea, tetapi bisa masuk ekonomi kreatif.  Seni rupa bisa berkolaborasi dengan film dan bidan lainnya.”

Andriza Hamzah

Foto : Anisa Syaini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *