Celeb News Hitz

“Namaku Pram” Mengenal Lebih Dekat Sang Penulis Hebat

Pameran Arsip dan Catatan Penulis dalam Sisi Kesehariannya sebagai Pramoedya Ananta Toer, bibliografi dan proses dokumentasi Ensiklopedia Citrawi Indonesia

Jakarta17 April 2018 Siapa yang tak mengenal sosok ini, Pramoedya Ananta Toer lahir di Blora, 6 Februari 1925 dan karya-karyanya mulai dikenal sejak tahun 1950-an seperti cerpen dan novel. Selama tujuh dekade masa hidupnya dipakai untuk menulis lebih dari 50 buku, dan cerita-ceritanya ini diterjemahkan ke dalam 42 bahasa dunia termasuk di antaranya Bahasa Spanyol pedalaman dan Bahasa Urdu.

Sebagai upaya dalam melihat lebih dekat Pramoedya Ananta Toerseorang sastrawan besar yang pernah dimiliki Indonesia, Titimangsa Foundation bekerjasama dengan Dia.Lo.Gue, dan didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, menggelar pameran bertajuk Namaku Pram: Catatan dan ArsipPameran ini menampilkan sosok Pram bukan hanya penulis, tetapi lebih kepada kesehariannya dan dokumentator Indonesia.

Namaku Pram: Catatan dan Arsip merupakan sebuah pameran yang menampilkan barang-barang keseharian Pram dan kegiatannya yang suka sekali mencatat dan mengarsipkan segala sesuatu.

“Penting untuk diketahui oleh masyarakat umum, terutama generasi muda, bahwa Indonesia pernah mempunyai seorang penulis yang tidak hanya unggul dalam karya, tetapi juga merupakan seorang pencatat yang rajin dan konsisten dalam mendokumentasikan berbagai peristiwa dari seluruh pelosok tanah air. Semoga pameran ini dapat memperlihatkan sisi lain seorang Pramoedya Ananta Toer dalam kesehariannya dan dapat menginspirasi dalam mencintai sastra Indonesia” ujar Renitasari AdrianProgram Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Pramoedya Ananta Toer merupakan satu-satunya penulis Indonesia yang berkali-kali menjadi kandidat peraih Nobel Sastra. Pramoedya Ananta Toer dan karya-karyanya lebih dari sekedar hadiah Nobel atau sejumlah penghargaan lainnya yang ia terima dari dunia internasional.

“Saat saya sedang berproses dalam pementasan ‘Bunga Penutup Abad’ 2 tahun yang lalu, saya mempunyai nazar, bahwa apabila pementasan ini menuai kesuksesan, saya ingin sekali membuat sebuah pameran yang berfokus pada Pram. Karya-karya Pram telah memberikan pengaruh besar dalam cara saya memandang dan menjalani hidup. Pameran ini merupakan salah satu bentuk rasa terima kasih saya untuk Pram yang secara tidak langsung menjadi guru hidup saya. Saya ingin lebih banyak lagi orang yang tahu tentang Pram dan membaca karya-karyanya. Bahwa karya sastra mampu menggerakkan hati banyak orang dan membangun karakter seseorang dan pada akhirnya karakter bangsa adalah benar, dan Titimangsa Foundation berupaya untuk selalu konsisten dalam mengapresiasi karya sastra Indonesia.” ujar Happy Salma, seorang aktris dan Penggawang Titimangsa Foundation 

“Meskipun keinginan saya sangat besar sekali dalam membuat pameran ini terjadi, tidak bisa dipungkiri, saya bukan seorang yang ahli dan tahu betul seluk beluk penyelenggaraan pameran. Maka saya bersyukur sekali ketika bertemu dengan Engel Tanzil dari Dia.Lo.Gue yang mempunyai satu energi dan semangat dengan saya. Pameran inipun tidak mungkin terselenggara tanpa kerja sama dari keluarga besar Pramoedya Ananta Toer. Sungguh merupakan sebuah kebahagiaan dapat dipercaya oleh pihak keluarga untuk mengerjakan pameran yang sangat menyentuh hati kami sebagai penyelenggara.” Lanjut Happy

“Pada prosesnya dalam pengerjaan pameran ini, saya menemukan begitu banyak hal mengenai keseharian seorang Pramoedya di sela-sela kegiatannya menulis. Kebiasaan sehari-hari yang menjadikan Pram seorang manusia, dengan banyak kisah untuk diceritakan. Saya sungguh sangat terharu menjadi bagian dari pameran ini karena mendapat kesempatan bertemu dan menjalin persahabatan dengan keluarga besar dari Pramoedya Ananta Toer. Semua dengan kerja keras dan tangan terbuka dari keluarga, terutama Astuti Ananta Toer dan Angga Okta Rahman yang begitu teliti membantu pengumpulan materi pameran. Pameran ini juga merupakan kolaborasi dari berbagai lintas bidang seni, seperti desain grafis, arsitektur, teater, dan video art.” kata Engel Tanzil, pemilik dari Dia.Lo.Gue

Penikmat seni juga dapat menyaksikan mini pamerannya yang akan diselenggarakan di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia pada tanggal 17 April – 2 Mei 2018 mendatang, sedangkan pameran yang menampilkan lebih banyak catatan dan arsip Pram ini juga dapat dilihat di Dia.Lo.Gue Kemang pada 17 April – 20 Mei 2018.

Febbyprm

Foto: Dok. Endah Teams

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *